Tahun 1992 menjadi waktu bersejarah yang tidak bisa dilupakan sejumlah musisi kondang seperti: Indra Lesmana, Gilang Ramadhan, Hari Mukti, Donny Suhendra, dan AS Mates. Ya, tahun disaat penulis gandrung dengan program persiapan ujian SMA, mereka yang tergabung dalam ADEGAN meluncurkan album pertama dan terakhir bertitel “Selangkah di Depan”. Untungnya, hits mereka “Satu Kata” sempat merajai tangga lagu di sejumlah radio anak muda saat itu, diantaranya Prambors.
Nah, bila Anda ingin mengetahui bagaimana bentuk musik rock yang dipadu Jazz ala ADEGAN, nah bisa dibayangkan kan ?? keren abis! Nah dari sini memang sangat terlihat dan terbukti bahwa mereka adalah musisi handal yang patut diacungi jempol.
Tembang pembuka di album yang diproduksi Musica Studio ini adalah “Satu Kata”. Masih ingat liriknya ? Hanya satu kata/tiada sempat terucap/walau kita berjumpa dan saling menyapa/ Hanya satu kata/kembali karam di hati/walau sering bicara sampai lupa waktu/Dimanaku harus mencari Sebuah kata yang hilang saat denganmu.
Tak salah memang, jutaan pasang telinga yang mendengar lagu yang liriknya dibuat Wisnu Soeyono langsung memberi penilaian bagus. Hasil aransemen Gilang Ramadhan dibawakan secara lambat (slow) pada intro dan makin meninggi saat reff. Apalagi lengkingan vocalis Hari Mukti yang khas dan berkarakter. Begitu juga dengan sentuhan keyboard Indra Lesmana yang begitu pas, sehingga masih terdengar sentuhan jazzy-nya.
Beda halnya dengan lagu berjudul “Tujuh Belas Tahun” yang nge-beat. Hentakan drum Gilang Ramadhan dan cabikan gitar Donny Suhendra seakan menenggelamkan keterlibatan Indra Lesmana yang mencoba memberikan sentuhan Jazz. Apalagi dengan liriknya yang menggambarkan suasana anak ABG yang pertama kali merasakan jatuh cinta; Tujuh belas tahun usiamu saat ini/Peganglah tanganku dan jangan dilepaskan/Kita terbang dan melayang putari dunia biar semua orang tahu bahwa kita bahagia…. Hal yang sama juga terdapat pada lagu “Perbedaan”, cuma saja unsur koor yang ditambahkan pada reff menjadikan lagu ini berbobot.
Nah, lagu yang penuh dengan nuansa Jazz bisa disimak pada “Biarkan saja” garapan Indra Lesmana. Meskipun penuh dengan alunan Jazz, namun sepertinya Indra Lesmana mencoba “bijak” dengan tetap memasukan beat-beat rock.
Alunan berbau-bau rock ala Van Hallen bisa disimak pada “Ku Genggam Matahari”, “Dunia Jingga”, dan “Raksasa Jalanan”. Pada tembang “Dunia Jingga” misalnya, sangat terlihat sekali eksperimentalist-nya Indra Lesmana dalam bermusik. Ya, dia coba memasukan unsur-unsur tekno dengan suara keyboardnya, menjadikan lagu semakin berbobot. Cabikan gitar Donny Suhendra yang meraung-raung mampu ditandingi dengan kecepatan tangan Indra Lesmana pada tuts.
Tak kalah menariknya pada tembang penutup yang juga menjadi judul album ini, “Selangkah Didepan”. Bisa dibilang,lagu ini merupakan pencapaian kolaborasi unik dari ADEGAN. Sifat-sifat ekploratif, ekperimental dan kolaboratif sangat jelas terlihat pada lagu ini. Jangan-jangan ini merupakan “keinginan terpendam” dari para musisi ADEGAN untuk menumpahkan Ide segenap rasa. Sayangnya kelanjutan dari karya lima anak muda ini tidak dilanjutkan lagi, bak hilang ditelan bumi. Masing-masing kini berkiprah dengan jalannya, tentunya masih dibidang musik.
Silahkan sedot lagunya di sini:
Adegan - Biarkan SajaAdegan - Satu Kata